RASA YANG TERTINGGAL
Suatu hari, hidup seorang anak perampuan dan seorang anak laki-laki, yaitu Sandra dan Hendra. Mereka tinggal di
“Hai, kenalkan namaku Hendra,” Tanya Hendra.
“Hai juga, namaku Sandra. Salam kenal ya!.” Jawab Sandra dengan murah hati.
Persahabatan mereka sangat erat sekali, tapi sayang mereka tidak bisa bertemu setiap hari karena kotalah yang memisahkan mereka, maka dari itu mereka harus menjaga persahabatannya.
Suatu saat, hari raya pun tiba dan Sandra pun berkunjung ke rumah neneknya. Dan tidak lupa Sandra kepada sahabatnya yaitu Hendra.Ketika sampai di rumah nenenknya, Sandra langsung berlari menuju rumah Hendra. Mereka langsung bertemu dan mereka pun bermain bersama. Sandra sudah menganggap Hendra sebagai kakaknya sendiri dan Sandra sangat sayang kepada Hendra begitu juga sebaliknya. Karena Sandra hanya bisa di rumah neneknya 2 hari saja, mereka sangat bersedih. Tetapi mereka memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sungguh-sungguh dengan bermain bersama.
Waktu itu mereka bersahabat mulai kelas 3 SD sedangkan Hendra kelas 4 SD. Persahabatan mereka sangat erat, karena mereka telah berjanji tidak akan pernah untuk melupakan satu sama lain. Tak disangka 2 hari telah berlalu, mereka pun harus bepisah dan mereka sangat mencamkan janji yang telah mereka ucapkan. Kemungkinan mereka bisa bertemu ketika hari raya berikutnya.
Hari raya pun telah tiba kembali, mereka sangat senang sekali karena inilah yang mereka tunggu pada sebelumnya. Sore itu, Sandra berangkat dari rumahnya menuju ke rumah neneknya. Setelah berjam-jam berlalu, akhirnya Sandra tiba di rumah neneknya itu. Ketika masuk ke dalam rumah, ternyata sahabatnya yaitu Hendra telah menyambutnya. Mereka berdua senang sekali karena sudah lama mereka tidak bertemu dan akhirnya bisa bertemu kembali apalagi Sandra yang sahabatnya Hendra memberinya kejutan walaupun tidak ada harganya namun bagi Sandra adalah kejutan teristimewa.
Malam itu mereka langsung bercerita tentang pengalaman mereka masing-masing. Rasa capek Sandra terhapuskan setelah bertemu dengan sahabatnya kembali. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 23.00 WIB. Hendra segera pulang ke rumahnya untuk tidur . Keesokan harinya jam masih menunjukkan pukul 06.00 WIB tak disangka Hendra sudah dating ke rumah nenek Sandra. Mereka akan berangkat ke masjid untuk sholat Idul Fitri. Karena mereka terlalu akrab, tantenya Sandra mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih (pacaran gitu!!!!!!!). Waktu itu Sandra duduk di bangku kelas 5 SD sedangkan Hendra duduk di bangku kelas 6 SD. Pukul 07.00 WIB mereka pulang dari masjid, masing-masing mereka saling berjabat tangan untuk saling minta maaf. Mereka segera berkunjung ke rumah tetangga maupun keluarga mereka. Kerena cuacanya sangat panas maka muncullah ide.
“Bagaimana kalau kita membeli es saja,?” Usul Hendra.
“Boleh juga itu usul yang baik karena cuacanya panas sekali mungkin sangat segar kalau minum es!,” Jawab Sandra dengan setuju.
Mereka pun segera menuju toko yang sedang menjual es. Karena tempatnya agak jauh dan harus di tempuh dengan menggunakan sepeda maka Hendra pun membonceng Sandra dengan senang hati menuju toko yang menjual es tersebut. Akhirnya mereka sampai juga di oko penjual es yang mereka cari. Sandra segera turun dari sepeda Hendra. Ketika akan naik tangga tak di sangka Sandra terpeleset dan akan terjatuh, tetapi untungnya ada Hendra yang segera menangkapnya dan Sandra pun tidak jadi terjatuh.
“Terima kasih ya, Hendra. Mungkin jika tidak ada kamu aku sudah terjatuh.” Ungkapan terima kasih Sandra.
“Gak usah terima kasih kepadaku, apa sich peran seorang sahabat jika sahabatnya membutuhkan pertolongan tapi kita tidak mau menolongnya.” Jawab Hendra.
Mereka pun melanjutkan tujuannya tadi yaitu beli es.Tak disangka, tak diduga dan tak dikira janji yang sebelumnya mereka ucapkan lenyap begitu saja, semakin hari persahabatan mereka semakin pupus.
Suatu hari, Sandra berkunjung ke rumah neneknya, persahabatan mereka sudah tidak seperti dulu lagi. Mereka seperti malu untuk berteman lagi. Dan tak diduga saat itu Sandra mempunyai perasaan lebih kepada Hendra, tapi tak di sangka persahabatan mereka putus begitu saja. Sandra sangat mengharapkan persahabatannya kembali seperti dulu lagi. Akhirnya sampai sekarang rasa itu tidak ada yang menggantikannya di hati Sandra. Untuk berbicara 1 kata pun mereka susah karena rasa saling malu mereka yang menghalanginya. Walaupun begitu Sandra tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi.
KARYA: